menurut tingkatannya, dimana exchange rate tersebut dikendalikan oleh pemerintah, yaitu fixed exchange rate system, freely floating exchange rate system, managed floating exchange rate system.
1. fixed exchange rate system
Dalam sistem nilai tukar tetap ini, exchange rate telah ditetapkan secara konstan atau hanya diperbolehkan untuk berfluktuasi dalam suatu batasan tertentu (skala kecil). Apabila suatu ketika, exchange rate mulai bergeser terlalu jauh dari batasan yang telah ditetapkan, maka pemerintah akan melakukan intervensi dalam rangka mempertahankan exchange rate tersebut
dalam kisaran tertentu.
2. freely floating exchange rate system
Sebaliknya dari sistem nilai tukar tetap di atas adalah sistem nilai tukar mengambang bebas. Pada sistem ini, besarnya exchange rate sepenuhnya ditentukan oleh pasar, tanpa adanya campur tangan pemerintah sedikitpun.
3. managed floating exchange rate system
Mengingat bahwa tiap-tiap sistem nilai tukar, baik fixed exchange rate system maupun freely exchange rate system, memiliki kekurangan, maka munculah suatu sistem nilai tukar baru yang menggabungkan antara kedua sistem yang telah ada, dengan tujuan untuk saling menutup kekurangan- kekurangan tersebut. Sistem ini dikatakan mencerminkan freely floating exchange rate system karena nilai tukar dapat berfluktuasi dengan menggunakan dasar nilai tukar per hari, tetapi tidak ada batasan resmi yang ditetapkan. Dan juga dikatakan mirip serupa dengan fixed exchange rate system karena pemerintah dapat melakukan suatu intervensi dalam rangka mencegah pergeseran nilai tukar yang terlalu jauh dari yang diperkirakan.
Sistem gabungan seperti inilah yang pada masa sekarang seringkali dipakai dan telah diterapkan di berbagai negara di seluruh dunia, dan disebut sebagai sistem nilai tukar mengambang bebas yang terkendali atau sistem nilai tukar mengambang bebas yang kotor (managed floating exchange rate system atau “dirty” floating exchange rate system).
Krugman dan Obstfeld (2000:485) menyatakan bahwa managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat nilai tukar dalam kondisi tetap.
4. pegged exchange rate system
Beberapa negara, seperti Malaysia dan Thailand (sebelum krisis), telah menerapkan pegged exchange rate system ini, dimana dengan sistem ini nilai mata uang dalam negeri telah ditetapkan terhadap suatu mata uang asing tertentu atau terhadap suatu unit of account. Dan sementara nilai mata uang dalam negeri tetap terhadap mata uang asing atau unit of account tertentu, namun mata uang dalam negeri juga bergerak segaris dengan pergerakan mata uang asing tersebut terhadap mata uang negara-negara lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar