Minggu, 07 Juni 2009

Menurut Clark (1990:243-247), penetapan nilai tukar domestik juga dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemerintah, antara lain devaluasi dan revaluasi.

Pengertian devaluasi adalah kebijakan untuk menurunkan nilai tukar domestik terhadap mata uang asing. Keuntungan yang diperoleh dengan diterapkannya kebijakan ini adalah menyebabkan harga barang-barang ekspor menjadi lebih murah, dan sebaliknya harga barang impor lebih mahal. Dengan kata lain, devaluasi menyebabkan peningkatan ekspor, balance of trade (nilai ekspor–nilai impor), dan pendapatan nasional. Sedangkan kerugian utama yang ditimbulkan adalah membuat cost of foreign currency loans lebih besar dan jumlah yang harus dibayarkan untuk menutup pinjaman dalam mata uang
asing menjadi lebih banyak pula. Pengertian dari revaluasi adalah kebijakan untuk meningkatkan nilai tukar domestik terhadap mata uang negara lain.
Keuntungan yang didapat melalui kebijakan ini adalah biaya meminjam dalam mata uang asing menjadi lebih murah, sedangkan kerugian utamanya adalah menyebabkan produksi domestik lebih mahal dalam mata uang asing, dan impor lebih murah dalam mata uang domestik. Revaluasi juga menyebabkan penerimaan ekspor, balance of trade, dan pendapatan nasional menurun.
Masih menurut Clark, berikut beberapa kebijakan ekonomi makro yang berpengaruh terhadap nilai tukar:
1. Exchange controls
Merupakan suatu pendekatan yang memakai perbandingan antar mata uang asing untuk memelihara stabilitas nilai tukar mata uang domestik.
Sebagai contoh, di Venezuela, tahun 1987, pemerintah mengambil alih kontrol semua konversi dari Bolivar terhadap mata uang lain dengan instituting a 4 to 6 months waiting period untuk konversi kurs. Tipe exchange controls ini berhubungan dengan a fixed exchange rate atau a government decreed legal rate of exchange.
2. Currency intervention
Bank sentral nasional sering melakukan penyesuaian nilai tukar di dalam a floating exchange market dengan membeli atau menjual mata uang tersebut (mata uang domestik).
3. Financing
Pemerintah dapat memperoleh pinjaman dari luar negeri dalam mata uang asing dan memakainya untuk membeli mata uang domestik. Hal ini akan meningkatkan nilai tukar mata uang domestik. Dan sebaliknya, pemerintah dapat pula menukarkan mata uang domestik guna memperoleh mata uang asing yang dapat dipakainya untuk membayar kembali hutang-hutang luar negerinya dan melalui tindakan ini dapat pula menyebabkan penurunan nilai tukar mata uang domestik.
4. Adjustable peg
Dengan kebijakan ini, pemerintah dapat membuat nilai tukar mata uang berfluktuasi di antara batas atas dan batah bawah suatu nilai mata uang dan tidak boleh melebihi batas atas dan batas bawah tersebut.
5. Adjusting the domestic economy
Melalui kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah secara tidak langsung melakukan intervensi di pasar uang internasional.
6. Forward operations
Forward operations mendorong warga domestik dan penduduk asing untuk membeli hak memiliki mata uang domestik di masa yang akan datang dengan memakai mata uang asing. Dengan mata uang asing, pemerintah akan dapat memasuki pasar valuta asing untuk menyesuaikan nilai tukar mata uang domestik. Dengan menaikkan harga forward pada mata uang domestik, harga spot (spot rate) di masa mendatang seharusnya naik. Demikian pula kalau
harga forward mata uang domestik turun, maka harga spot di masa mendatang seharusnya turun. Hal ini terjadi sebagai akibat dari perubahan perkiraan dan perubahan dalam nilai mata uang asing.
7. Swaps
Kadang-kadang Bank Sentral dari dua negara melakukan swaps untuk mata uang yang bersangkutan. Dengan melakukan swaps, tidak hanya menerima mata uang asing yang dibutuhkan, tetapi juga menerima sejumlah dana untuk melakukan intervensi.
8. Roosa bonds
Adalah obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, tetapi kemudian dijual untuk memperoleh mata uang asing. Tetapi syarat-syarat dan suku bunga di masa yang akan datang pada obligasi ini dibayar dalam mata uang asing tersebut.
Sama halnya dengan produk-produk lain yang ada di pasar, maka harga mata uang juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Pada waktu tertentu, permintaan terhadap suatu mata uang akan mencapai tingkat yang sama penawaran mata uang tersebut (money demand =money supply). Keadaan ini menunjukkan ekuilibrium nilai tukar (exchange rate equilibrium). Keadaan ini tentunya dapat berubah dengan adanya perubahan permintaan maupun penawaran, yang pada gilirannya akan mengubah harga atau nilai tukar mata uang tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar